RINDU I’TIKAF
Ramadhan sebentar lagi datang, tak terasa waktu begitu cepat
berganti. Perasaan belum lama rasanya ramadhan tahun lalu berlalu. Ah, inilah saatnya, saya harus
bersiap-siap. Ya! Setidaknya saya harus sudah bersiap dari sekarang, tak hanya
menyambut Ramadhan, tetapi untuk mewujudkan keinginan saya bisa melakukan i’tikaf.
Sebagaimana telah anda dan saya ketahui, dalam 10 hari
terakhir ramadhan, kaum muslimin dianjurkan (disunnahkan) untuk melakukan
i’tikaf. Sebagaimana Abu Huairah mengatakan bahwa rasulullah biasa ber-i’tikaf
pada setiap ramadhan selama 10 hari dan pada akhir hayat, beliau melakukan
i’tikaf selama 20 hari. (riwayat bukhari)
Bahkan, nabi juga pernah ber-i’tikaf di sepuluh hari
terakhir dari bulan syawal sebagai qadha’ karena tidak beri’tikaf dibulan
ramadhan.(riwayat bukhari & muslim)
Hammm, alangkah utamanya. Sayangnya saya belum pernah
merasakan sekalipun nikmatnya ibadah ini. Namun, ternyata i’tikaf itu bukanlah ibadah yang mudah. Yang saya maksud, i’tikaf
yang sebenarnya. Benar-benar fokus berdiam di masjid dan mengerjakan ibadah
didalamnya. Sebab, salah seorang ustadz pernah berjujur kepada saya,
“Seharusnya, orang yang ber-i’tikaf itu benar-benar fokus pada ibadah, kalau
bisa, tidak perlu membawa ponsel segala.
Seorang teman juga pernah berbagi pengalaman i’tikafnya,
“Wah, masa’ ada yang membawa laptop segala, dipakai browsing lagi.”
Meskipun begitu, saya pikir mereka yang ber-i’tikaf seperti
itu, tetap lebih baik daripada saya. Setidaknya, mereka bisa meluangkan
waktunya unuk berusaha berdekat-dekat dengan Allah di penghujung bulan
ramadhan.
Makanya, diakhir ramadhan tahun lalu saya sudah bertekad,
insyaallah ramadhan tahun ini saya berusaha agar bisa ber-i’tikaf.
0 komentar:
Posting Komentar